Skip to main content

Kemitraan Perjuangan Dan Pemasaran Kopi Arabika


Business Partnership and Marketing of  Arabica

| MC | 09DEC16 |


Faktor pemasaran seringkali kurang menerima perhatian atau hanya dilaksanakan ala kadarnya oleh Pemerintah (dan Pemerintah Daerah) ibarat halnya pada faktor program-program penyuluhan dan pinjaman kredit untuk produksi. 

Jadi tidak mengherankan bila sebagian besar petugas lapangan atau penyuluh pertanian/perkebunan sebatas mempunyai keahlian teknis dalam bidang bercocok tanam, pengendalian hama dan penyakit,dll. 

Umumnya penyuluh pertanian/perkebunan jarang yang berlatar belakang seorang wirausahawan atau secara aktif pernah terlibat dalam acara ekspor kopi secara langsung, sehingga selalu akan kesulitan dalam memperoleh imformasi perihal kondisi pasar yang sempurna dan sanggup dipercaya.


Para petani kopi bahkan pada posisi yang kurang beruntung , dengan kanal gosip yang sangat terbatas atau tanpa sama sekali, selain apa yang mereka peroleh dari para pedagang kampung/lokal, yang kemungkinan besar para pedagang tersebut juga tidak mempunyai gosip yang baik dan tepat. 

Hasilnya, sebagian besar pinjaman jadwal pembangunan dari pemerintah kepada para petani kopi cendrung terfokus pada aspek pasok (supply) dari pada aspek undangan (demand). Lembaga-lembaga pemerintah biasanya mengatakan pinjaman berupa jadwal pembinaan lain adakala dalam bentuk kredit. Bantuan-bantuan tersebut sudah banyak dilakukan di aneka macam tempat, akan tetapi pinjaman jadwal jarang sekali yang menyangkut gosip perihal undangan konsumen atau metode pemasaran suatu produk.

Tanpa pemahaman yang baik perihal sifat dasar undangan dan jalur pemasaran, maka jadwal pinjaman input untuk produksi akan tidak efektif.

Agar para produsen kopi arabika bisa bersaing secara efektf di pasar dunia, maka program-program pinjaman kepada para petani dan produsen harus lebih memperhatikan pada aspek sifat dasar undangan dan jalur pemasaran
Salah satu gagasan ibarat membangun hubungan pribadi antara para petani dengan para eksportir melalui koperasi-koperasi tani biar terlibat dalam pemasaran kopi. Pengaturan ibarat ini akan mengatakan keuntungan-keuntungan potensial bagi semua pihak yang terlibat.

Nara sumber imformasi pasar terbaik ialah para eksportir dan para pembeli di luar negeri, mereka senantiasa sigap dengan perubahan kondisi pasar dan kecendrungan pergerakan harga setiap hari biar tetap bisa bersaing. Mereka juga pada posisi terbaik untuk mengatakan saran-saran kepada para petani terhadap produk apa yang mereka perlukan dan bagaimana cara mencapainya.

Hubungan pribadi dengan para petani melalui forum koperasi akan memperpendek rantai pemasaran, dan akan menjamin para importir dan para pabrikan kopi bahwa mereka akan memperoleh mutu biji kopi yang lebih baik sesuai dengan spesifikasi yang mereka harapkan. Koperasi akan memperoleh laba dari harga produk yang mereka harapkan. Koperasi akan memperoleh laba dari harga produk yang lebih mahal,yang selanjutnya sanggup dinikmati bersama oleh para anggotanya.

Untuk menerapkan model ini beberapa unsur perlu dipenuhi. Para petani perlu diatur dalam wadah kelompok tani, dan bekerjasama pribadi dengan pemasaran yang dilakukan oleh koperasi. Koperasi harus bisa mengorganisasikan pengumpulan hasil panen dari para anggotanya, melaksanakan pengolahan yang sesuai, dan mengelola transanksi keuangan baik dengan pembeli maupun dengan petani

Dalam beberapa kasus,sebuah organisasi akan diharapkan untuk memperkuat kapasitas koperasi biar sanggup berfungsi dengan baik sebagai titik penghubung pertama dalam rantai pasok. Organisasi ini sanggup berupa forum pemerintah, LSM atau investor yang memilki keahlian yang sesuai. Peran eksportir juga diharapkan untuk mengidentifikasi pembeli di pasar luar negeri, baik importir maupun pabrikan,serta melaksanakan pengangkutan dan pengapalan.
Tergantung dari permintaan-permintaan importir,perlu juga mempersiapkan sertifikasi forum koperasi atau kelompok tani sesuai dengan standar lembaga-lembaga sertifikasi.
Pengaturan juga diharapkan biar pembayaran kepada para petani sanggup dilakukan dengan segera biar petani tidak ,menunggu terlalu lama. Harus dicari cara-cara yang efektif untuk penguatan rantai pasok kopi. Upaya ini juga penting dalam membuktikan bahwa pengetahuan dasar yang benar perihal sifat dasar hubungan antara pasok dan permintaan, nilai-nilai kemanusian, dan sumber-sumber pembiayaan yang diivestasikan dalam program-program penguatan petani akan menjadi lebih  efektif untuk peguatan rantai pasok kopi dalam mencapai tujuan-tujuan perbaikan mutu,peningkatan keluarga (output), dan peningkatan pendapatan rumah tangga petani.

Kebanyakan koperasi tani dan beberapa ekportir kapasitas pembiayaannya terbatas, oleh alasannya ialah itu diharapkan bank atau forum keuangan lainnya untuk mengatakan pinjaman jangka pendek sebagai modal kerja selama periode antara pembelian produk dari petani dan ketika mendapatkan pembayaran dari importir. Saat ini faktor utama keberhasilan koperasi tani ialah merangkul sebagus-bagusnya atau sekuat-kuatnya investor didalam menjalankan bisnis perkopian sehingga bisa sama-sama maju dan berkembang, serta dilain sisi dampaknya ke petani akan sangat efektif alasannya ialah adanya persaingan harga yang sehat dan kepastian pemasaran produk kopi yang dibudidayakan.


Comments

Popular posts from this blog

Varietas Unggul Kopi Arabika

Varietas Unggul Kopi Arabika - Kunci sukses tanam kopi yaitu penggunaan benih unggul bermutu. Untuk kopi arabika terdapat beberapa varietas yang dianjurkan. Popularitas kopi arabika sudah tidak di ragukan lagi. Bisa di katakan kopi jenis ini kopi yang paling banyak di konsumsi oleh pencipta kopi di seluruh dunia apalagi kopi arabika Indonesia. Kopi Arabika (Coffea arabica atau Arabian Coffee) yaitu salah satu dari 70+ spesies yang membentuk genus Coffea dalam urutan botani. Tetapi dari 70+ spesies yang ditawarkan dalam genus Coffea, hanya dua yang telah terbukti selama bertahun-tahun mempunyai nilai komersial dalam hal rasa yang sanggup dipasarkan: (1) Coffea arabica yang tumbuh tinggi yang menyumbang sekitar 70% dari produksi kopi dunia dan (2) Coffea canephora rendah (biasanya disebut Robusta) merupakan sebagian besar dari sisa produksi, meskipun Coffea liberica Afrika Barat dan Coffea excelsa berkontribusi sekitar 1-2% dari produksi kopi bruto dunia. Tetapi Coffea arabi

Kopi Brasil

Kopi Brasil - Sekitar sepertiga dari semua kopi dunia ditanam di Brasil, dan banyak kopi premium Brasil diberi label Santos sehabis dikirim. Brasil yakni pengekspor terbesar di dunia, memasok sekitar 60% dari kopi dunia ini sebagian lantaran ukuran negara yang luas. Meskipun Brasil yakni eksportir yang produktif, peningkatan rata-rata untuk produksi kopi hanya sekitar 1.100 meter. Ini memenuhi syarat sebagian besar sebagai Kopi Tumbuh Tinggi (900-1.200 meter), tetapi beberapa tumbuhan niscaya jatuh di bawah ambang batas itu. Banyak adonan espresso berkualitas tinggi dibentuk dari Bourbon Santos atau Brazil Cerrado lantaran kemampuan kopi Brasil untuk mengambil daging panggang gelap tanpa menjadi terlalu pahit. Hal ini sebagian disebabkan oleh aroma biji kopi Brasil yang ringan dan seimbang. Kisaran Ketinggian: 400 - 1.600 meter di atas permukaan laut Bahasa yang Dipakai: Portugis, Inggris, Spanyol Panen: Mei - September Produksi Kopi Tahunan: 40 - 60 juta kantong Variet

History Of Coffee

The history of coffee in the world The history of coffee can be traced back from around the 9th century, in the highlands of Ethiopia. From there it spread to Egypt and Yemen, and then in the fifteenth century extended to Persia, Egypt, Turkey and northern Africa. History Of Coffee Initially coffee is less accepted by some people. In 1511, due to the effects of stimulation, it was forbidden to be used by conservative and orthodox ministers in the Meccan religious assemblies. However, due to the popularity of this drink, the ban in 1524 was removed on the orders of Sultan Selim I of the Ottoman Empire. In Cairo, Egypt, a similar ban was passed in 1532, where coffee shops and coffee shops were closed. From the Muslim world, coffee spread to Europe, where it became popular in the 17th century. The Dutch were the first to import large quantities of coffee into Europe, and at one time smuggled the seeds in 1690, as raw crops or seeds were not allowed out of the Arab region. This