Skip to main content

Warung Kopi Sebagai Media Sosialisasi Dan Serap Aspirasi

Manfaatkan Warung Kopi Untuk Bersosialisasi Kepada orang lain Agar hidup lebih baik. Para pecinta kopi umumnya memiliki kemampuan bersosialisasi yang baik. Pada kebanyakan perempuan, minum kopi identik dengan tren kumpul bareng teman dan kolega di kedai kopi, sebagai media bersosialisasi.

Sosialisasi yaitu proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan hukum dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau perorangan. Kopi menjadi sebuah media sosialisasi, yang diharapkan untuk menjalin relasi di era kini ini.

Kopi pertama kali dibudidayakan dan diperdagangkan di Saudi. Pada kurun ke-15, kopi ditanam di distrik Yaman di Arab dan pada kurun ke-16 dikenal di Persia, Mesir, Suriah, dan Turki.

Selama masa ini, kedai kopi umum sangat terkenal di Timur Tengah, di mana orang sanggup mendengarkan musik, menonton pertunjukan, bermain catur, dan mendiskusikan gosip hari itu sambil minum kopi. Mereka menjadi sentra pertukaran informasi yang sedemikian penting sehingga kedai kopi sering disebut sebagai 'Sekolah Orang Bijak'1.

Pada kurun ke-17, kopi muncul di Eropa. Kopi Eropa pertama dijual di apotek sebagai obat. Namun rumah kopi segera didirikan dan dengan cepat menjadi populer. Rumah kopi Eropa pertama dibuka di Venesia pada tahun 1683.

Secara historis, kedai kopi telah menjadi titik pertemuan sosial yang penting di Eropa dan penampilan mereka mendorong beberapa transformasi budaya dan politik selama kurun ke-17 dan ke-182. Mereka menyediakan lembaga untuk bertukar pandangan dan memelihara opini publik di seluruh spektrum sosial. 


Selain itu, kedai-kedai kopi terkenal dengan para filsuf alami, antiquarians, dan sejarawan, sebagai kawasan bagi para sarjana yang berpikiran sama untuk berkumpul, membaca, berguru dari dan berdebat satu sama lain.

Rumah kopi menjadi kawasan di mana orang berkumpul untuk berbicara, menulis, membaca, menghibur satu sama lain, atau menghabiskan waktu. Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa kami memakai percakapan yang ringan hati untuk membangun dan mempertahankan koneksi kami dalam suatu kelompok, serta hanya untuk transfer informasi. 

Jadi, dengan menyediakan ruang untuk interaksi reguler, tetapi tidak terencana, dengan anggota masyarakat, kedai kopi sanggup berperan dalam membuat jejaring sosial, dan akhirnya mendorong nilai-nilai masyarakat.

Rumah kopi, sebagai kawasan pertemuan, membantu memfasilitasi penyebaran informasi. Ini terjadi secara informal, sebagai hasil dari sosialisasi, dan, dalam beberapa kasus, melalui ketersediaan papan pengumuman. Ketika informasi melewati jaringan sosial, individu-individu dalam komunitas saling mempengaruhi. Perilaku dan norma yang akan diadopsi yaitu cerminan dari interaksi yang sedang berlangsung ini dan kognitif kolektif.

Di banyak negara, aspek sosial dari rumah kopi telah berevolusi termasuk rumah, di mana individu akan menjadi tuan rumah pagi kopi untuk teman dan keluarga untuk berkumpul dan berkomunikasi. 

Satu studi telah menyarankan bahwa seiring waktu, isolasi sosial sanggup dikaitkan dengan fungsi kognitif yang lebih jelek pada orang berilmu balig cukup akal yang lebih tua, dan yang lain menemukan bahwa mengatakan kopi di ruang tunggu sebuah panti jompo mendorong peningkatan interaksi sosial, oleh alasannya yaitu itu beberapa orang mungkin menerima manfaat dari program sosial tersebut. .

Kami ingin mendengarkan masukan dan pengalaman dari anda, silahkan isi kolom komentar, jangan lupa share kalau artikel ini sangat bermanfaat.

Comments

Popular posts from this blog

Varietas Unggul Kopi Arabika

Varietas Unggul Kopi Arabika - Kunci sukses tanam kopi yaitu penggunaan benih unggul bermutu. Untuk kopi arabika terdapat beberapa varietas yang dianjurkan. Popularitas kopi arabika sudah tidak di ragukan lagi. Bisa di katakan kopi jenis ini kopi yang paling banyak di konsumsi oleh pencipta kopi di seluruh dunia apalagi kopi arabika Indonesia. Kopi Arabika (Coffea arabica atau Arabian Coffee) yaitu salah satu dari 70+ spesies yang membentuk genus Coffea dalam urutan botani. Tetapi dari 70+ spesies yang ditawarkan dalam genus Coffea, hanya dua yang telah terbukti selama bertahun-tahun mempunyai nilai komersial dalam hal rasa yang sanggup dipasarkan: (1) Coffea arabica yang tumbuh tinggi yang menyumbang sekitar 70% dari produksi kopi dunia dan (2) Coffea canephora rendah (biasanya disebut Robusta) merupakan sebagian besar dari sisa produksi, meskipun Coffea liberica Afrika Barat dan Coffea excelsa berkontribusi sekitar 1-2% dari produksi kopi bruto dunia. Tetapi Coffea arabi

Kopi Brasil

Kopi Brasil - Sekitar sepertiga dari semua kopi dunia ditanam di Brasil, dan banyak kopi premium Brasil diberi label Santos sehabis dikirim. Brasil yakni pengekspor terbesar di dunia, memasok sekitar 60% dari kopi dunia ini sebagian lantaran ukuran negara yang luas. Meskipun Brasil yakni eksportir yang produktif, peningkatan rata-rata untuk produksi kopi hanya sekitar 1.100 meter. Ini memenuhi syarat sebagian besar sebagai Kopi Tumbuh Tinggi (900-1.200 meter), tetapi beberapa tumbuhan niscaya jatuh di bawah ambang batas itu. Banyak adonan espresso berkualitas tinggi dibentuk dari Bourbon Santos atau Brazil Cerrado lantaran kemampuan kopi Brasil untuk mengambil daging panggang gelap tanpa menjadi terlalu pahit. Hal ini sebagian disebabkan oleh aroma biji kopi Brasil yang ringan dan seimbang. Kisaran Ketinggian: 400 - 1.600 meter di atas permukaan laut Bahasa yang Dipakai: Portugis, Inggris, Spanyol Panen: Mei - September Produksi Kopi Tahunan: 40 - 60 juta kantong Variet

History Of Coffee

The history of coffee in the world The history of coffee can be traced back from around the 9th century, in the highlands of Ethiopia. From there it spread to Egypt and Yemen, and then in the fifteenth century extended to Persia, Egypt, Turkey and northern Africa. History Of Coffee Initially coffee is less accepted by some people. In 1511, due to the effects of stimulation, it was forbidden to be used by conservative and orthodox ministers in the Meccan religious assemblies. However, due to the popularity of this drink, the ban in 1524 was removed on the orders of Sultan Selim I of the Ottoman Empire. In Cairo, Egypt, a similar ban was passed in 1532, where coffee shops and coffee shops were closed. From the Muslim world, coffee spread to Europe, where it became popular in the 17th century. The Dutch were the first to import large quantities of coffee into Europe, and at one time smuggled the seeds in 1690, as raw crops or seeds were not allowed out of the Arab region. This