Skip to main content

3 Impian Petani Kopi Dari Kamu

Petani kopi - Minuman kopi bisa jadi penjemputan di pagi hari, momen berharga sehabis bekerja, dialog panjang dengan teman usang atau latar belakang kencan pertama. Tapi ini juga jauh lebih dari itu semua. Karena kopi menawarkan penghasilan bagi lebih dari 25 juta produsen petani kecil - namun para petani Fairtrade seringkali tidak sanggup hidup layak darinya.

Untungnya, sebagai konsumen, kita sanggup membuat keputusan kecil dan gampang yang mendukung industri kopi yang lebih berkelanjutan, bila kita hanya mempunyai gosip yang tepat. Mitra bisnis sangat diharapkan untuk membantu produksi dan pemasaran kopi.

Ada beberapa hal yang harus kau siapkan sebelum membeli biji kopi : 

1. Ketahui Dari Mana Kopi Anda Berasal
Bertanya ihwal kopi Anda ialah salah satu cara termudah untuk membuat pengaruh positif. Keinginan untuk mengetahui dari mana kopi Anda berasal dan bagaimana kopi itu diproduksi memberi tekanan pada kedai kopi dan pedagang.

Ini mendorong mereka untuk bekerja lebih bersahabat dengan produsen, memperpendek rantai pasokan dan membangun hubungan yang menguntungkan semua orang. Dan itu juga mendorong mereka untuk bekerja dengan produsen yang memakai praktik bisnis yang adil dan berkelanjutan, baik untuk flora maupun pekerja mereka.

Sebagai konsumen, kami mempunyai kemampuan ekonomi untuk mengalihkan kekuasaan ke tangan petani - petani yang mencurahkan hati dan jiwa mereka ke flora mereka. Atau kita sanggup berkontribusi pada problem upah yang buruk, kondisi tenaga kerja yang jelek bagi pekerja, dan praktik pertanian yang tidak etis. Membuat perbedaan itu terserah kita.

Mitra bisnis saya dan saya bukan hanya konsumen kopi. Kami juga pembuat kopi spesial. Kami ingat mengambil sampel kopi di Kosta Rika dan terkesan oleh salah satu dari Central Valley. Sebelum menjalin hubungan bisnis dengan petani, kami mengatur kunjungan pertanian untuk terhubung dengannya dan mempelajari lebih lanjut ihwal praktiknya.

Namun, apa yang kami temukan di sana menghalangi kami untuk membeli darinya. Menjadi terang bahwa, walaupun ia mempunyai kopi yang sangat baik, kondisi kerja para pekerjanya (dan istrinya!) Tidak memenuhi standar kami. Kami diberi tahu bahwa pemetiknya tinggal di rumah yang kotor, harus bekerja tujuh hari seminggu, dan bahwa "jika [mereka] membawa [kepadanya] ceri hijau, mereka akan segera dipecat."


Jika kami membuat keputusan menurut rasa dan skor cupping saja, kami mungkin akan menentukan kopi hijau untuk perusahaan kami. Namun, membuat keputusan murni menurut kualitas produk sanggup mengarah pada mendukung praktik yang tidak etis dan sistem yang menindas, di mana pekerja diperlakukan dengan buruk.

Dan sebagai konsumen, bila Anda bertanya dari mana kopi Anda berasal, Anda memaksa warung kopi dan importir untuk mencari tahu ihwal hal ini. Anda memegang kekuatan dalam rantai pasokan ini. Jika Anda memperlihatkan bahwa sesuatu itu penting bagi Anda, itu penting bagi semua orang.

2. Memahami Realitas Produksi
Seberapa banyak Anda tahu ihwal dari mana kopi Anda berasal? Ini ialah perjalanan yang menakjubkan dari benih ke cangkir - dan ketika kita menyampaikan benih, kita menjadi harfiah. "Biji kopi" ialah istilah yang keliru: Minuman favorit kami bahwasanya berasal dari biji buah yang disebut "ceri."

Bekerja di ladang, mempelajari aneka macam metode panen dan pengolahan, mencium bunga-bunga yang mekar, berinteraksi dengan pemetik dan keluarga mereka, dan tentu saja, menyebarkan secangkir kopi dengan petani - ini memungkinkan kita untuk memahami kenyataan produksi kopi dan segala sesuatu yang diharapkan untuk menghasilkan kopi yang luar biasa.

Orang menjadi lebih tertarik untuk mengetahui dengan sempurna siapa yang menghasilkan kopi yang mereka minum dan bagaimana mereka melakukannya. Tren ini telah menginspirasi untuk menyelenggarakan tur kopi dan aktivitas pendidikan.

Petanio kopi menjelaskan bahwa ia ingin "orang-orang sanggup berguru cara yang benar untuk menanam kopi di ladang dan mempunyai pemahaman yang lebih baik ihwal bagaimana hal-hal itu dalam kenyataan." Tujuan kesudahannya ialah untuk mempunyai "mentor yang berbeda yang berbicara ihwal teknik penanaman, berbeda tanah, panen, dan metode pengolahan. "

Tentu saja, kita tidak sanggup semua pergi ke kebun kopi untuk berguru pribadi dengan produsen. Tapi kita bisa tertarik dari mana kopi kita berasal. Ada begitu banyak cara untuk mempelajari lebih lanjut ihwal produksi kopi, dari mengikuti produsen di Instagram sampai sekadar bertanya kepada barista kami ihwal proses pembuatan madu di El Salvador atau Burundi alami yang mereka sajikan.

Kita sanggup memahami bagaimana cuaca dan perubahan iklim yang tidak terduga sanggup merugikan produsen, serta janji perdagangan antara negara-negara kita. Kita sanggup melihat penurunan harga kopi, bukan sebagai tanda bahwa kopi kita akan menjadi lebih murah, tetapi bahwa produsen akan dibayar lebih rendah.

3. Beli dan Jangan di Tawar
Petani kopi bekerja sepanjang tahun untuk animo panen. Selama masa ini, mereka harus mendapatkan cukup laba untuk menyediakan bagi diri mereka sendiri, keluarga mereka, dan pekerja mereka untuk tahun berikutnya (dengan pengecualian pada sejumlah kecil negara dengan dua kali panen tahunan).

Ini ialah usaha yang hidup menjual kopi kami ialah beban besar dalam kehidupan sehari-hari setiap petani.

Masalah dengan mendapatkan hanya satu pembayaran setahun ialah bahwa, pada ketika animo panen berikutnya tiba, banyak petani sudah berjuang secara finansial. Ketika ini terjadi, banyak yang tidak mempunyai pilihan lain selain beralih ke bank untuk derma hanya untuk sanggup memanen kopi mereka dan membayar pemetik mereka.

Ini kemudian sanggup membuat siklus ketergantungan keuangan pada bank, alasannya pendapatan dari kopi dipakai untuk pembayaran derma daripada berinvestasi di tahun mendatang.

Pemerintah memperhatikan banyak petani di sekitar harus menjual pertanian mereka alasannya mereka tidak bisa memberi makan keluarga mereka.” Dia memberi tahu kita bahwa ia tidak sanggup membantu tetapi merasa bahwa “sebagian besar petani di sekitar pada kesudahannya akan tenggelam.”

Tapi menyerupai yang dikatakan Joseph Behm dari Behmor, "semuanya runtuh bila petani tidak bisa hidup bila kita mengambil terlalu banyak, maka pada kesudahannya tidak akan ada yang bisa diambil."

Sebagai konsumen, kita semua perlu mengambil tingkat tanggung jawab tertentu terhadap petani yang memproduksi kopi kita. Pertimbangkan kenaikan hanya $ 0,20 per pon - ini bisa menjadi transformatif bagi petani. Juga, banyak dari laba perhiasan ini akan diinvestasikan kembali ke dalam kopi.

Ketika petani mulai bekerja di kopi Istimewa enam tahun yang kemudian dan harganya per pon meningkat, hidupnya tidak hanya membaik, tetapi juga kehidupan para pemetiknya. Ini mengilhami mereka untuk lebih berupaya dalam pekerjaan mereka, menghasilkan kopi berkualitas lebih tinggi, sambil juga memberi mereka pekerjaan yang sanggup mereka andalkan tahun demi tahun.

Selama masa ini, ia telah memperhatikan banyak perubahan menjadi lebih baik dalam hidup mereka. Mereka kini mendapatkan asuransi kesehatan dari pemerintah Kosta Rika, belum dewasa sanggup bersekolah, dan ia bahkan melihat keluarganya menjadi "lebih sehat dan lebih senang setiap tahun."

Apakah Anda membeli kopi di piala di kafe lokal, di tas di toko kelontong, atau biji di karung 69 kilogram, pilihan Anda berdampak pada kehidupan banyak orang di industri kopi. Ingat, kekuatan ada di tangan kita untuk membuat masa depan yang melibatkan upah yang adil, praktik berkelanjutan, dan keterlacakan.

Hitam tidak bekerjasama dengan individu atau tubuh yang disebutkan dalam artikel ini dan tidak sanggup secara pribadi mendukung mereka.

Kami ingin mendengarkan masukan dan pengalaman dari anda, silahkan isi kolom komentar, jangan lupa share artikel ini biar bermanfaat.

Sumber : blackbaristacoffee

Comments

Popular posts from this blog

Varietas Unggul Kopi Arabika

Varietas Unggul Kopi Arabika - Kunci sukses tanam kopi yaitu penggunaan benih unggul bermutu. Untuk kopi arabika terdapat beberapa varietas yang dianjurkan. Popularitas kopi arabika sudah tidak di ragukan lagi. Bisa di katakan kopi jenis ini kopi yang paling banyak di konsumsi oleh pencipta kopi di seluruh dunia apalagi kopi arabika Indonesia. Kopi Arabika (Coffea arabica atau Arabian Coffee) yaitu salah satu dari 70+ spesies yang membentuk genus Coffea dalam urutan botani. Tetapi dari 70+ spesies yang ditawarkan dalam genus Coffea, hanya dua yang telah terbukti selama bertahun-tahun mempunyai nilai komersial dalam hal rasa yang sanggup dipasarkan: (1) Coffea arabica yang tumbuh tinggi yang menyumbang sekitar 70% dari produksi kopi dunia dan (2) Coffea canephora rendah (biasanya disebut Robusta) merupakan sebagian besar dari sisa produksi, meskipun Coffea liberica Afrika Barat dan Coffea excelsa berkontribusi sekitar 1-2% dari produksi kopi bruto dunia. Tetapi Coffea arabi

Kopi Brasil

Kopi Brasil - Sekitar sepertiga dari semua kopi dunia ditanam di Brasil, dan banyak kopi premium Brasil diberi label Santos sehabis dikirim. Brasil yakni pengekspor terbesar di dunia, memasok sekitar 60% dari kopi dunia ini sebagian lantaran ukuran negara yang luas. Meskipun Brasil yakni eksportir yang produktif, peningkatan rata-rata untuk produksi kopi hanya sekitar 1.100 meter. Ini memenuhi syarat sebagian besar sebagai Kopi Tumbuh Tinggi (900-1.200 meter), tetapi beberapa tumbuhan niscaya jatuh di bawah ambang batas itu. Banyak adonan espresso berkualitas tinggi dibentuk dari Bourbon Santos atau Brazil Cerrado lantaran kemampuan kopi Brasil untuk mengambil daging panggang gelap tanpa menjadi terlalu pahit. Hal ini sebagian disebabkan oleh aroma biji kopi Brasil yang ringan dan seimbang. Kisaran Ketinggian: 400 - 1.600 meter di atas permukaan laut Bahasa yang Dipakai: Portugis, Inggris, Spanyol Panen: Mei - September Produksi Kopi Tahunan: 40 - 60 juta kantong Variet

History Of Coffee

The history of coffee in the world The history of coffee can be traced back from around the 9th century, in the highlands of Ethiopia. From there it spread to Egypt and Yemen, and then in the fifteenth century extended to Persia, Egypt, Turkey and northern Africa. History Of Coffee Initially coffee is less accepted by some people. In 1511, due to the effects of stimulation, it was forbidden to be used by conservative and orthodox ministers in the Meccan religious assemblies. However, due to the popularity of this drink, the ban in 1524 was removed on the orders of Sultan Selim I of the Ottoman Empire. In Cairo, Egypt, a similar ban was passed in 1532, where coffee shops and coffee shops were closed. From the Muslim world, coffee spread to Europe, where it became popular in the 17th century. The Dutch were the first to import large quantities of coffee into Europe, and at one time smuggled the seeds in 1690, as raw crops or seeds were not allowed out of the Arab region. This