filosofi kopi - Green Coffee: Pengolahan Pencucian Kopi Menjadi Lebih Ramah Lingkungan - Sama menyerupai industri lain, produksi kopi mempunyai biaya lingkungan. Dengan pengolahan basah, itu tiba dalam bentuk polusi air dan produk sampingan limbah - hal-hal yang sanggup merusak ekologi lokal, lahan pertanian, dan di beberapa tempat, bahkan air minum.
Untungnya, industri ini juga bekerja untuk menjadi lebih berkelanjutan di setiap tingkatan. Saya menghubungi Alvaro Gaitán, Direktur Cenicafé, Pusat Penelitian Nasional Kolombia, dan Dr. Carlos Oliveros, Pemimpin Pasca Panen Strategi di Cenicafé. Mereka oke untuk berbicara kepada saya wacana aneka macam cara berair / proses pembersihan sanggup menjadi lebih ramah lingkungan.
Mengapa Fokus pada Proses wash / cuci?
Ada banyak cara untuk mendapat biji kopi, atau biji, dari ceri kopi. Namun dari semua metode pengolahan utama, dicuci / berair memakai air yang paling banyak.
Namun, itu juga salah satu metode paling populer. Hasilnya ialah cangkir yang higienis dan konsisten. Untuk produsen kopi, ia menyampaikan keandalan. Dan sementara kopi alami dan madu bisa sama baiknya, mereka membutuhkan lebih banyak kontrol kualitas.
Dan meskipun industri menjadi lebih terbuka wacana metode pengolahan alternatif, mencuci masih melaksanakan yang terbaik dalam kompetisi dan penghargaan.
Perbaikan di sini sanggup membuat perbedaan yang signifikan terhadap jejak lingkungan industri kopi.
Polusi Air: Salah Satu Efek Samping Terburuk di Kopi
Dari depulping sampai fermentasi, metode tradisional pengolahan yang dicuci memakai air pada setiap fase. Menurut penelitian Cenicafé dari 2015, diperlukan 40 liter air untuk memproses hanya satu kilo kopi perkamen menyerupai ini.
Terlebih lagi, Carlos memberi tahu saya bahwa pencemaran air ialah duduk kasus besar. Gula dari ceri kopi berakhir di air dan berfermentasi, menjadi asam asetat. Dan kemana perginya air asam ini? Dalam banyak kasus, eksklusif kembali ke saluran air setempat.
Melalui sesuatu yang disebut pemurnian diri, saluran air sanggup menangani tingkat polusi yang kecil. Tetapi ada batasan untuk ini, dan polusi dari pabrik kopi cenderung melampauinya. Menurut Specialty Coffee Association of America (SCAA) pada tahun 2013, “beban pencemaran di air limbah dari penggilingan berair kopi sanggup 30 sampai 40 kali lebih besar daripada yang ditemukan di perkotaan”.
Bahkan, Organisasi Kopi Internasional (ICO) melangkah lebih jauh dengan menyampaikan bahwa “salah satu duduk kasus utama untuk beberapa wilayah ialah polusi air yang timbul dari pengolahan basah”.
Mengurangi & Memurnikan Air Limbah
Carlos memberi tahu saya bahwa ada cara untuk mengurangi penggunaan air dan memurnikan air yang tercemar, terutama dengan peralatan yang tepat. Langkah pertama ialah mengurangi jumlah air yang digunakan. Misalnya, Cenicafé telah berbagi demucilager yang memakai hanya 0,3 liter per kilo kopi perkamen.
Alvaro juga menyoroti kemampuan untuk memurnikan air yang tercemar. Dia memberi tahu saya bahwa mereka berbagi pengobatan anaerobik (Sistema Modular de Tratamiento Anaerobio / SMTA) yang memakai biofilter nabati dan sanggup diterapkan sesudah fermentasi.
Selain itu, Carlos merekomendasikan penggunaan kembali air limbah sebagai ganti melepaskannya kembali ke saluran air. Dia menyampaikan kepada saya bahwa produk sampingan, menyerupai lendir dan eksocarp dari ceri kopi, sanggup dikomposkan untuk dipakai sebagai biofertiliser. Di Cenicafé's Belcosub (beneficio ecológico de manejo de subproductos), air limbah sanggup ditambahkan ke pulp untuk pengomposan.
Menggunakan Byproducts
Bukan hanya air limbah yang bisa dipakai kembali. Hanya sejumlah kecil kopi ceri yang dikonsumsi sebagai kopi: sisanya sering dibuang begitu saja. Namun, itu tidak harus terjadi. Carlos menyampaikan kepada saya bahwa memakai kembali produk sampingan tidak hanya mengurangi imbas lingkungan tetapi juga sanggup membuat peluang.
Produk sampingan utama dari memproduksi dan mengolah kopi ialah lapisan ceri kopi, biji yang cacat, dan kayu dari pohon-pohon yang tumbang (sesuatu yang dilakukan untuk mendorong pertumbuhan gres yang lebih baik). Daging buah saja, berdasarkan Cenicafé, mewakili 2,25 ton per hektar setiap tahun di Kolombia.
Jadi, bagaimana produk sampingan ini sanggup dipakai kembali? Kami sudah melihat biofertiliser. Pilihan lain termasuk biofuel dan biomassa untuk energi.
Kami juga telah melihat pasar yang berkembang untuk produk-produk konsumen yang dibentuk dengan produk sampingan: tepung kopi, cangkir kopi, dan - teh cascara yang paling terkenal. Sebagaimana laporan Mintel 2017 Foodservice Trends menyatakan, “Konsumen prihatin wacana limbah masakan dan koki menemukan cara gres untuk memakai bahan-bahan untuk mengurangi limbah secara keseluruhan. Salah satu minuman yang sesuai dengan tren ini ialah kopi cascara kopi / teh, minuman yang diciptakan oleh kulit ceri yang dibuang. ”
Jenis-jenis produk ini sanggup menyampaikan kepada konsumen cara gres untuk mengalami kopi dan menyediakan penghasilan pelengkap bagi produsen, di atas membantu membuat kopi menjadi industri yang lebih ramah lingkungan.
"Di masa depan," Carlos memberitahu saya, "mungkin ada produk gres yang sanggup berevolusi menjadi peluang industri baru."
Untungnya, industri ini juga bekerja untuk menjadi lebih berkelanjutan di setiap tingkatan. Saya menghubungi Alvaro Gaitán, Direktur Cenicafé, Pusat Penelitian Nasional Kolombia, dan Dr. Carlos Oliveros, Pemimpin Pasca Panen Strategi di Cenicafé. Mereka oke untuk berbicara kepada saya wacana aneka macam cara berair / proses pembersihan sanggup menjadi lebih ramah lingkungan.
Mengapa Fokus pada Proses wash / cuci?
Ada banyak cara untuk mendapat biji kopi, atau biji, dari ceri kopi. Namun dari semua metode pengolahan utama, dicuci / berair memakai air yang paling banyak.
Namun, itu juga salah satu metode paling populer. Hasilnya ialah cangkir yang higienis dan konsisten. Untuk produsen kopi, ia menyampaikan keandalan. Dan sementara kopi alami dan madu bisa sama baiknya, mereka membutuhkan lebih banyak kontrol kualitas.
Dan meskipun industri menjadi lebih terbuka wacana metode pengolahan alternatif, mencuci masih melaksanakan yang terbaik dalam kompetisi dan penghargaan.
Perbaikan di sini sanggup membuat perbedaan yang signifikan terhadap jejak lingkungan industri kopi.
Polusi Air: Salah Satu Efek Samping Terburuk di Kopi
Dari depulping sampai fermentasi, metode tradisional pengolahan yang dicuci memakai air pada setiap fase. Menurut penelitian Cenicafé dari 2015, diperlukan 40 liter air untuk memproses hanya satu kilo kopi perkamen menyerupai ini.
Terlebih lagi, Carlos memberi tahu saya bahwa pencemaran air ialah duduk kasus besar. Gula dari ceri kopi berakhir di air dan berfermentasi, menjadi asam asetat. Dan kemana perginya air asam ini? Dalam banyak kasus, eksklusif kembali ke saluran air setempat.
Melalui sesuatu yang disebut pemurnian diri, saluran air sanggup menangani tingkat polusi yang kecil. Tetapi ada batasan untuk ini, dan polusi dari pabrik kopi cenderung melampauinya. Menurut Specialty Coffee Association of America (SCAA) pada tahun 2013, “beban pencemaran di air limbah dari penggilingan berair kopi sanggup 30 sampai 40 kali lebih besar daripada yang ditemukan di perkotaan”.
Bahkan, Organisasi Kopi Internasional (ICO) melangkah lebih jauh dengan menyampaikan bahwa “salah satu duduk kasus utama untuk beberapa wilayah ialah polusi air yang timbul dari pengolahan basah”.
Mengurangi & Memurnikan Air Limbah
Carlos memberi tahu saya bahwa ada cara untuk mengurangi penggunaan air dan memurnikan air yang tercemar, terutama dengan peralatan yang tepat. Langkah pertama ialah mengurangi jumlah air yang digunakan. Misalnya, Cenicafé telah berbagi demucilager yang memakai hanya 0,3 liter per kilo kopi perkamen.
Alvaro juga menyoroti kemampuan untuk memurnikan air yang tercemar. Dia memberi tahu saya bahwa mereka berbagi pengobatan anaerobik (Sistema Modular de Tratamiento Anaerobio / SMTA) yang memakai biofilter nabati dan sanggup diterapkan sesudah fermentasi.
Selain itu, Carlos merekomendasikan penggunaan kembali air limbah sebagai ganti melepaskannya kembali ke saluran air. Dia menyampaikan kepada saya bahwa produk sampingan, menyerupai lendir dan eksocarp dari ceri kopi, sanggup dikomposkan untuk dipakai sebagai biofertiliser. Di Cenicafé's Belcosub (beneficio ecológico de manejo de subproductos), air limbah sanggup ditambahkan ke pulp untuk pengomposan.
Menggunakan Byproducts
Bukan hanya air limbah yang bisa dipakai kembali. Hanya sejumlah kecil kopi ceri yang dikonsumsi sebagai kopi: sisanya sering dibuang begitu saja. Namun, itu tidak harus terjadi. Carlos menyampaikan kepada saya bahwa memakai kembali produk sampingan tidak hanya mengurangi imbas lingkungan tetapi juga sanggup membuat peluang.
Produk sampingan utama dari memproduksi dan mengolah kopi ialah lapisan ceri kopi, biji yang cacat, dan kayu dari pohon-pohon yang tumbang (sesuatu yang dilakukan untuk mendorong pertumbuhan gres yang lebih baik). Daging buah saja, berdasarkan Cenicafé, mewakili 2,25 ton per hektar setiap tahun di Kolombia.
Jadi, bagaimana produk sampingan ini sanggup dipakai kembali? Kami sudah melihat biofertiliser. Pilihan lain termasuk biofuel dan biomassa untuk energi.
Kami juga telah melihat pasar yang berkembang untuk produk-produk konsumen yang dibentuk dengan produk sampingan: tepung kopi, cangkir kopi, dan - teh cascara yang paling terkenal. Sebagaimana laporan Mintel 2017 Foodservice Trends menyatakan, “Konsumen prihatin wacana limbah masakan dan koki menemukan cara gres untuk memakai bahan-bahan untuk mengurangi limbah secara keseluruhan. Salah satu minuman yang sesuai dengan tren ini ialah kopi cascara kopi / teh, minuman yang diciptakan oleh kulit ceri yang dibuang. ”
Jenis-jenis produk ini sanggup menyampaikan kepada konsumen cara gres untuk mengalami kopi dan menyediakan penghasilan pelengkap bagi produsen, di atas membantu membuat kopi menjadi industri yang lebih ramah lingkungan.
"Di masa depan," Carlos memberitahu saya, "mungkin ada produk gres yang sanggup berevolusi menjadi peluang industri baru."
Industri Kopi Yang Lebih Hijau
Terkadang, sulit untuk menemukan motivasi untuk berinvestasi dalam keberlanjutan. Dampaknya tampaknya tidak terlihat. Namun perubahan kecil sanggup berdampak besar.
Carlos memberi tahu saya bahwa, di Kolombia, langkah-langkah ini mewakili penghematan 20 juta meter kubik air setiap tahun. Jika itu sulit untuk digambarkan, beliau menyampaikan itu sebanding dengan jumlah air yang dikonsumsi setiap tahun oleh Pereira, sebuah kota dengan 474.356 penduduk.
Alvaro menambahkan bahwa kita seharusnya tidak merasa kita sanggup mengabaikan konservasi air hanya sebab kita tinggal di tempat dengan susukan gampang ke sana. Dia memberi tahu saya bahwa, di Kolombia, lebih banyak hujan daripada banyak negara penghasil lainnya. Hal ini sanggup membuat kita berpikir wacana air sebagai sumber daya yang tidak terbatas - tetapi polusi air, menurutnya, masih berdampak pada orang-orang Kolombia.
"Kami harus bertanggung jawab dengan penggunaan air kami," katanya. "Selain itu, tempat penghasil kopi di Kolombia ialah tempat utama yang dilewati air sebelum mencapai kota-kota."
Dampak lingkungan Kopi tidak sanggup diabaikan. Air harus diperlakukan sebagai sumber daya berharga, dan nilai dalam memakai kembali produk sampingan harus diakui. Untungnya, melalui teknologi, peralatan, dan kewirausahaan, ialah mungkin untuk membuat industri kopi yang jauh lebih berkelanjutan.
Ditulis oleh Angie Molina Ospina. Semua wawancara dilakukan dalam bahasa Spanyol dan diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh penulis dan diterjemahkan lagi ke Bahasa Indonesia oleh admin filosofi kopi.
Terkadang, sulit untuk menemukan motivasi untuk berinvestasi dalam keberlanjutan. Dampaknya tampaknya tidak terlihat. Namun perubahan kecil sanggup berdampak besar.
Carlos memberi tahu saya bahwa, di Kolombia, langkah-langkah ini mewakili penghematan 20 juta meter kubik air setiap tahun. Jika itu sulit untuk digambarkan, beliau menyampaikan itu sebanding dengan jumlah air yang dikonsumsi setiap tahun oleh Pereira, sebuah kota dengan 474.356 penduduk.
Alvaro menambahkan bahwa kita seharusnya tidak merasa kita sanggup mengabaikan konservasi air hanya sebab kita tinggal di tempat dengan susukan gampang ke sana. Dia memberi tahu saya bahwa, di Kolombia, lebih banyak hujan daripada banyak negara penghasil lainnya. Hal ini sanggup membuat kita berpikir wacana air sebagai sumber daya yang tidak terbatas - tetapi polusi air, menurutnya, masih berdampak pada orang-orang Kolombia.
"Kami harus bertanggung jawab dengan penggunaan air kami," katanya. "Selain itu, tempat penghasil kopi di Kolombia ialah tempat utama yang dilewati air sebelum mencapai kota-kota."
Dampak lingkungan Kopi tidak sanggup diabaikan. Air harus diperlakukan sebagai sumber daya berharga, dan nilai dalam memakai kembali produk sampingan harus diakui. Untungnya, melalui teknologi, peralatan, dan kewirausahaan, ialah mungkin untuk membuat industri kopi yang jauh lebih berkelanjutan.
Ditulis oleh Angie Molina Ospina. Semua wawancara dilakukan dalam bahasa Spanyol dan diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh penulis dan diterjemahkan lagi ke Bahasa Indonesia oleh admin filosofi kopi.
Kami ingin mendengarkan masukan dan pengalaman dari anda, silahkan isi kolom komentar, jangan lupa share jikalau artikel ini sangat bermanfaat.
Comments
Post a Comment