Skip to main content

Memilih Dan Memilah Biji Kopi Terbaik Itu Penting

filosofi kopi - Cara Memilih Biji Kopi Berkualitas - Bisakah Kita Tingkatkan Efisiensi & Kualitas dalam Memilih Kopi? Apakah Anda ingin menghasilkan kopi berkualitas tinggi yang seharusnya menghasilkan harga lebih tinggi? Atau apakah Anda ingin menghasilkan kopi secara efisien, mengurangi investasi, dan dengan demikian meningkatkan margin laba ibarat itu?

Bagaimana kalau Anda bisa melaksanakan keduanya?
Panen kopi yakni tahap kunci dalam menentukan nilai kopi. Penting bahwa hanya ceri (buah) matang yang dipanen untuk memastikan produk simpulan mempunyai kualitas tertinggi.

Tetapi sementara seruan global untuk kopi semakin meningkat, banyak negara penghasil kopi menghadapi kekurangan tenaga kerja salah satu yang dalam masalah terburuk, sanggup menimbulkan buah kopi terlambat diambil atau bahkan tidak di ambil.

Saya menerima kesempatan untuk berbicara dengan Alvaro Gaitán, Direktur Pusat Penelitian Kopi Nasional Cenicafé di Kolombia, wacana bagaimana Kolombia menanggapi tantangan ini.

Mengapa Memilih Biji Kopi itu Penting?
Pada tahun 2016, Specialty Coffee Association of America (sekarang kepingan dari Specialty Coffee Association / SCA) dan Solaridad merilis laporan, Memahami Situasi Pekerja Di Perkebunan Kopi Korporasi Dan Keluarga.

Laporan itu menemukan bahwa:
“Kualitas kopi dan ketersediaan tenaga kerja sangat bersahabat kaitannya. Kaprikornus yakni kebutuhan untuk secara manual menentukan dan memanen buah yang matang, dan kemampuan produsen untuk mengelola hama ibarat penggerek buah atau karat kopi. Ketersediaan tenaga kerja yakni menggambar ulang peta area produksi kopi di beberapa negara dan menantang definisi kopi berkualitas tinggi dan layak secara komersial di tahun-tahun mendatang. ”


Dengan kata lain, kualitas kopi sering ditentukan oleh tenaga kerja. Ini yakni tenaga kerja yang menentukan apakah Anda sanggup mengikuti praktik terbaik, termasuk memanen buah matang, memilah biji yang rusak, dan dengan hati-hati memproses dan mengeringkan biji kopi. Dan pada gilirannya, itu melaksanakan hal ini yang membantu Anda melindungi peternakan Anda dari hama kopi.

Anda mungkin juga menyukai How Ripe Is Too Ripe? Panduan VIDEO untuk Coffee biji Picking

Konsistensi juga merupakan kepingan kunci dari kualitas: skor cangkir yang konsisten, metode pemrosesan yang konsisten, dan metode pertanian yang konsisten. Ini berarti bahwa mempunyai tenaga kerja yang tidak sanggup mendapatkan amanah bisa sama bermasalahnya dengan mempunyai yang terlalu kecil.

Dan solusinya tidak sesederhana membayar upah yang lebih baik, terutama ketika tenaga kerja sudah menjadi kepingan besar dari anggaran produsen rata-rata. Menurut Alvaro, di Kolombia, itu menyumbang 40-42% dari biaya produksi.

Jadi, apa yang bisa dilakukan oleh produsen?

Meneliti Metode Memilih Baru
Alvaro menyampaikan kepada saya bahwa Federasi Petani Kopi Kolombia, melalui Cenicafé, telah bekerja pada teknologi pemetik kopi semenjak awal 90-an. "Selama beberapa tahun terakhir, kekurangan tenaga kerja yakni apa yang menciptakan kita bergerak menuju teknologi ini," ia menjelaskan.

Mereka telah mencari negara-negara ibarat Brasil, di mana otomatisasi umum di banyak lahan pertaniannya yang luas dan relatif datar. Namun, Cenicafé telah bekerja untuk menyesuaikan teknologi dengan kondisi pertumbuhan kopi di Kolombia. Ini berarti mempertimbangkan topografi lokal, cuaca, dan referensi khas pematangan buah.

Temukan lebih banyak lagi! Baca Dipetik Tangan vs Pengambilan Kopi dengan Mekanisasi

Dia menjelaskan bahwa tujuannya bukan 100% otomatisasi, tetapi untuk menemukan cara di mana otomasi sanggup membantu produsen dalam memanen.

Ini termasuk teknologi ibarat pengocok mekanis, dengan getar "tangan" di ujung yang mengguncang biji dari pohon. Teknologi ini sudah dipakai di negara-negara ibarat Brasil, tetapi Cenicafé telah mengujinya untuk melihat pengaruhnya terhadap efisiensi dan kualitas.

Mereka juga telah melaksanakan penelitian mereka sendiri untuk mendukung apa yang telah mereka pelajari dari Brasil. "Misalnya," Alvaro mengatakan, "[kita sudah meneliti] mengetahui banyak rincian wacana fisika pohon kopi dan biji kopi dan memahami bagaimana pohon bergerak dan berapa banyak kekuatan (diukur dalam Newton) dibutuhkan untuk biji hijau atau matang untuk dibuang dari pohon. "

Terlebih lagi, mereka mengintegrasikan umpan balik dari produsen. “[Kelangkaan tenaga kerja] mendorong pemilik untuk meminta lebih banyak teknologi, untuk mencarinya dan mengujinya, dan ini sangat membantu kami… Ketika mereka mulai mencobanya dan melihat bahwa mereka membutuhkannya, maka itu memberi kami umpan balik dan membantu kami untuk meningkatkan desain dan memahami apa yang dibutuhkan. ”

Dua Alat untuk Membantu Memetik Kopi

Alvaro menyampaikan kepada saya bahwa Cenicafé telah bekerja pada dua alat khusus untuk produsen: jerat dan pengocok mekanis.

Jaring sanggup ditempatkan di tanah di bawah pohon-pohon kopi. Kemudian, semua biji sanggup dipetik pada satu waktu dan dibiarkan jatuh ke jala, yang berarti sampai tiga kali lebih banyak biji dikumpulkan sekaligus. Pada titik ini, biji harus disortir, dengan semua yang mentah dibuang.

Jeruk-jerat terbuat dari Saran dan mempunyai ujung Velcro, memungkinkan beberapa jerat untuk dilekatkan bersama. Dengan cara ini, semua tanah di antara pepohonan bisa tertutup sepenuhnya.

Alvaro menekankan bahwa, bagi Kolombia, ini yakni cara kerja yang benar-benar baru: yang lebih efisien tetapi tetap membutuhkan kontrol kualitas. Ini juga bisa berarti sistem pembayaran gres untuk pemilih. Ini lantaran para pemetik kopi biasanya dibayar per kilo. Namun, dengan mesh, akan jauh lebih sulit untuk menentukan siapa yang menentukan biji yang mana.

Juan Carlos Monsalve yakni Manajer Umum Finca San José di Quindío, Kolombia. Dia memberi tahu saya bahwa beliau melihat jala memungkinkan kerja tim yang lebih baik. "Ini sanggup meningkatkan hasil pemetikan dan kesudahannya meningkatkan proses," katanya.

Metode lain, pengocok mekanis (yang disebut Cenicafé sebagai derribadora), menghilangkan biji dengan menggoyangkan cabang-cabangnya. Berat riper, biji yang lebih berat menimbulkan mereka jatuh. Itu juga bisa dipakai dalam kombinasi dengan mesh.

Praktik Terbaik untuk Menggunakan Mesh

Betapapun mudahnya jala itu, ini menghadirkan tantangan baru. Secara khusus, Alvaro menyoroti fakta bahwa, di Kolombia, kopi matang pada waktu yang berbeda di seluruh negeri dan banyak pohon ditanam per hektar. Kepadatan tinggi sanggup menyulitkan untuk memasang jaring di antara pepohonan.

Terlebih lagi, mesh secara tradisional dipakai untuk menentukan strip, yang berarti bahwa semua biji kopi dihapus dari pohon pada ketika yang sama. Namun kondisi Kolombia lebih baik untuk memanen buah biji dalam beberapa hal, hanya menentukan yang matang setiap waktu.

Alvaro menyampaikan bahwa, dengan jaring, Anda harus menunggu lebih usang sebelum mulai memanen untuk memastikan bahwa sebanyak mungkin biji matang.

"Salah satu rekomendasi yang kami berikan di Kolombia yakni tidak terlalu sering memilih," katanya, "karena ada beberapa yang menentukan setiap 14 hari. Jadi, kami meminta produsen untuk meninggalkan biji di pohon selama tiga puluh hari. Dengan cara ini, mereka akan mempunyai hasil yang lebih besar untuk menentukan dan dengan demikian sanggup memakai mesh. Ketika memakai pemanen mekanis, begitu kopi dipetik, produsen sanggup memakai mesin yang menentukan buah sesuai dengan warnanya dan hanya membuang buah biji yang matang. ”

Produser, Anda juga harus mempertimbangkan variasi kopi yang Anda kembangkan. Dalam kelembapan yang tinggi, Alvaro menyampaikan bahwa varietas ibarat Caturra dan Bourbon matang dengan cepat. Buah biji bahkan mungkin jatuh dari pohon kalau panen terlalu lambat, yang berarti mereka menjadi tidak sanggup dipakai dan hasilnya sangat menurun. “Dengan Castillo dan CenicafĂ© 1 [varietas] kami, kami tidak melihat banyak buah jatuh,” Alvaro menambahkan.

Carlos Felipe Hoyos yakni Manajer Umum Finca La Esperanza di Chinchiná, Caldas, Kolombia. Dia menambahkan bahwa meninggalkan biji di pohon lebih usang sanggup mengakibatkan duduk kasus kalau Anda bergumul dengan hama. Kumbang penggerek buah kopi (la broca), misalnya, sanggup menimbulkan duduk kasus besar bagi pertanian.

Alvaro oke dengan ini. Dia berkata, “Jika Anda melaksanakan pengendalian hama terpadu yang baik, dan menunda pemetikan biji dengan bencana kumbang penggerek yang rendah, Anda tidak akan mengalami peningkatan jumlah hama penyakit kopi di perkebunan.

“Tetapi kalau Anda menunggu lebih usang untuk menentukan biji, dan Anda belum melaksanakan perawatan yang baik, dan Anda menunda mengambil lantaran hama penyakit penggerek yang banyak, Anda niscaya akan melihatnya. Jadi, perawatan dini sangat penting. ”

Bagaimana dengan biji yang Masih Muda?
Kematangan biji sangat penting untuk kualitas kopi, itulah sebabnya mengapa Anda harus memilah biji mentah kalau Anda memakai mesh. Namun, apa yang kemudian Anda lakukan dengan biji hijau? Dan bagaimana dengan yang terlalu matang? Apakah mereka sia-sia?

Biji kopi mentah:

Alvaro menyampaikan kepada saya, "Kami sedang mencari tahu bagaimana kami sanggup melaksanakan pra-fermentasi dan kemudian memproses biji ini ibarat biasa." Dia menjelaskan bahwa mereka mungkin sanggup mengubah biji ini menjadi kopi dengan kualitas yang bervariasi dan jadi hindari "kehilangan pendapatan" lantaran untuk mempunyai lebih banyak biji hijau.

Biji kopi yang matang:

Adapun biji ini, Alvaro menyampaikan kepada saya bahwa hasil awal terlihat positif. "Kami telah melaksanakan beberapa pengujian kualitas piala dan kualitasnya belum terpengaruh secara negatif," katanya. “Kami mempunyai cangkir yang sangat bagus. Kami belum melihat adanya cacat baru. Apa yang telah kita lihat yakni kita bisa menyimpan biji ini dan, dalam beberapa kasus, meningkatkan kualitas dalam cawan. ”

Biaya Mesh

Alvaro menyampaikan kepada saya bahwa jala bukanlah investasi yang mahal, tetapi tidak terlalu murah. “Jaring yang mempunyai panjang 10 meter dan lebar tiga meter sanggup dikenakan biaya 250.000 peso Kolombia [US $ 86].”

Dan mesin panen? "Mudah-mudahan, mereka sanggup biaya yang sama atau kurang dari pemangkas rumput industri, yang biasa dipakai di pertanian untuk penyiangan dan biaya sekitar 1,3-1,5 juta peso Kolombia [US $ 446-515]."

Meskipun ini merupakan investasi awal, Alvaro yakin sanggup membuahkan hasil bagi produsen yang mengalami peningkatan efisiensi tanpa mengorbankan kualitas. Terlebih lagi, beliau yakin buruh tani akan menghargainya.

"Dengan teknologi ini," katanya, "pekerja akan mempunyai kondisi ergonomis yang lebih baik untuk memetik kopi. Mereka tidak akan terlalu lelah dan mereka akan lebih efisien. Juga, saya berharap, dalam hal remunerasi, ini bisa menjadi pekerjaan yang menarik. ”

Produsen kopi, Anda perlu bekerja menuju segitiga emas: kualitas, efisiensi, dan produktivitas. Setiap elemen penting untuk profitabilitas. Tetapi mencapai ketiganya bukanlah kiprah yang mudah.

Dan ketika industri kopi berubah, dengan meningkatnya seruan akan kopi tetapi kelangkaan tenaga kerja terus berlanjut, dibutuhkan inovasi. Sangat penting bahwa Anda menemukan cara untuk memanen semua kopi Anda tanpa mengorbankan kualitas dan kalau Anda mempunyai lebih sedikit pekerja di pertanian, itu berarti bahwa efisiensi harus menjadi lebih penting.

Source : DISINI

Jika anda ingin memberi masukan, silahkan kunjungi FANSPAGE kami, jangan lupa like dan share.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Varietas Unggul Kopi Arabika

Varietas Unggul Kopi Arabika - Kunci sukses tanam kopi yaitu penggunaan benih unggul bermutu. Untuk kopi arabika terdapat beberapa varietas yang dianjurkan. Popularitas kopi arabika sudah tidak di ragukan lagi. Bisa di katakan kopi jenis ini kopi yang paling banyak di konsumsi oleh pencipta kopi di seluruh dunia apalagi kopi arabika Indonesia. Kopi Arabika (Coffea arabica atau Arabian Coffee) yaitu salah satu dari 70+ spesies yang membentuk genus Coffea dalam urutan botani. Tetapi dari 70+ spesies yang ditawarkan dalam genus Coffea, hanya dua yang telah terbukti selama bertahun-tahun mempunyai nilai komersial dalam hal rasa yang sanggup dipasarkan: (1) Coffea arabica yang tumbuh tinggi yang menyumbang sekitar 70% dari produksi kopi dunia dan (2) Coffea canephora rendah (biasanya disebut Robusta) merupakan sebagian besar dari sisa produksi, meskipun Coffea liberica Afrika Barat dan Coffea excelsa berkontribusi sekitar 1-2% dari produksi kopi bruto dunia. Tetapi Coffea arabi

Kopi Brasil

Kopi Brasil - Sekitar sepertiga dari semua kopi dunia ditanam di Brasil, dan banyak kopi premium Brasil diberi label Santos sehabis dikirim. Brasil yakni pengekspor terbesar di dunia, memasok sekitar 60% dari kopi dunia ini sebagian lantaran ukuran negara yang luas. Meskipun Brasil yakni eksportir yang produktif, peningkatan rata-rata untuk produksi kopi hanya sekitar 1.100 meter. Ini memenuhi syarat sebagian besar sebagai Kopi Tumbuh Tinggi (900-1.200 meter), tetapi beberapa tumbuhan niscaya jatuh di bawah ambang batas itu. Banyak adonan espresso berkualitas tinggi dibentuk dari Bourbon Santos atau Brazil Cerrado lantaran kemampuan kopi Brasil untuk mengambil daging panggang gelap tanpa menjadi terlalu pahit. Hal ini sebagian disebabkan oleh aroma biji kopi Brasil yang ringan dan seimbang. Kisaran Ketinggian: 400 - 1.600 meter di atas permukaan laut Bahasa yang Dipakai: Portugis, Inggris, Spanyol Panen: Mei - September Produksi Kopi Tahunan: 40 - 60 juta kantong Variet

History Of Coffee

The history of coffee in the world The history of coffee can be traced back from around the 9th century, in the highlands of Ethiopia. From there it spread to Egypt and Yemen, and then in the fifteenth century extended to Persia, Egypt, Turkey and northern Africa. History Of Coffee Initially coffee is less accepted by some people. In 1511, due to the effects of stimulation, it was forbidden to be used by conservative and orthodox ministers in the Meccan religious assemblies. However, due to the popularity of this drink, the ban in 1524 was removed on the orders of Sultan Selim I of the Ottoman Empire. In Cairo, Egypt, a similar ban was passed in 1532, where coffee shops and coffee shops were closed. From the Muslim world, coffee spread to Europe, where it became popular in the 17th century. The Dutch were the first to import large quantities of coffee into Europe, and at one time smuggled the seeds in 1690, as raw crops or seeds were not allowed out of the Arab region. This