Skip to main content

Mengapa Kopi Robusta Kalah Bersaing Dengan Kopi Arabika?

filosofi kopi - Kopi Robusta vs Kopi Arabika - Bagi mereka yang gres saja masuk ke film kopi, sebagian besar kopi yang ditanam secara komersial di dunia berasal dari pohon dari dua spesies: arabika dan robusta. Coffea arabica ialah jenis kopi komersial asli, salah satu yang dikonsumsi oleh Kaldi sebagai kambing yang dirayakan, spesies yang pertama kali menjual insan pada kenikmatan cawan. Robusta, nama terkenal untuk Coffea canephora, ialah tumbuhan yang tumbuh lebih rendah, lebih tinggi, spesies yang lebih tahan-penyakit pertama kali ditanam secara komersial pada awal kala ke-20.

Segala macam faktor menghipnotis bagaimana rasa kopi hijau, tetapi jikalau Anda dilayani robusta dan arabika yang ditangani secara tepat dan seragam dari pohon, Anda akan menemukan bahwa robusta rasanya lebih berat, lebih netral, kurang menyerupai "kopi" dan lebih banyak lagi. menyerupai biji-bijian sangrai, agak anggun dan pedas. Arab akan terasa lebih cerah dan lebih kering (yaitu lebih asam), dengan rasa anggun yang lebih hidup, dan aromatik yang lebih kompleks. Robustas pada rata-rata mengandung jauh lebih banyak kafein daripada arabika, sekitar 30% sampai 40% lebih banyak.

Hingga kala ke-20 hampir semua kopi yang dikonsumsi di dunia ialah arabika. Tetapi pada kala ke-20, robusta telah memantapkan diri mereka dalam dua cara penting dalam dunia kopi. Yang pertama ialah sebagai komponen penghematan biaya di toko kelontong murah (kemudian supermarket) memadukan. Yang kedua ialah sebagai komponen gabungan kualitas yang lebih baik di Eropa.


Plot dan Subplot (plot itu alur)
Ada petak robusta dan subplot robusta dalam film kopi yang dikala ini ditampilkan di AS. Skenario utama: robusta terus mengeluarkan Amerika low-end, sambil menghancurkan mata pencaharian banyak petani kopi pengrajin dunia. Subplot yang paradoks: beberapa roaster Amerika yang berorientasi pada kualitas menemukan apa yang telah dikenal oleh roaster Eropa selama 40 tahun terakhir: Digunakan dengan bijaksana, robusta sanggup menghaluskan, membulat, dan memberi rasa anggun dan berat untuk memadukan semua jenis, tetapi terutama untuk gabungan espresso.

Pertama plot utama: Rupanya dengan sumbangan Bank Dunia, robusta baru-baru ini telah ditanam dalam jumlah yang sangat besar di Vietnam. Ini ialah kopi yang diproduksi secara massal paling dramatis: dipetik dari pepohonan, dedaunan, mentah, matang dan matang serta semua, dan dikeringkan dalam tumpukan yang dalam. Semua itu berarti huruf dasarnya yang lunak, kasar, dan garang yang diakhiri dengan banyak sekali macam off-taste, terutama apek / berjamur dan difermentasi.

Kopi ini dijual jauh lebih murah dari semua kopi lainnya, termasuk robusta kualitas yang lebih baik. Saya diberitahu bahwa biaya produksi untuk robusta Vietnam sekitar 20 sen per pon atau kurang, dibandingkan dengan, misalnya, biaya produksi 80 sampai 90 sen per pon untuk kopi "100% Kolombia" yang sangat baik yang bersaing di supermarket.

Dan kini episode dikala ini: Pedagang komersial dan roaster telah berguru untuk mengukus robusta Vietnam yang sering tercemar, menghilangkan lapisan lilin dari biji dan mematikan (tetapi tidak sepenuhnya menghilangkan) catatan rasa ofensif.

Source coffee review

Jika anda ingin memberi masukan, silahkan kunjungi FANSPAGE kami, jangan lupa like dan share.

Comments

Popular posts from this blog

Varietas Unggul Kopi Arabika

Varietas Unggul Kopi Arabika - Kunci sukses tanam kopi yaitu penggunaan benih unggul bermutu. Untuk kopi arabika terdapat beberapa varietas yang dianjurkan. Popularitas kopi arabika sudah tidak di ragukan lagi. Bisa di katakan kopi jenis ini kopi yang paling banyak di konsumsi oleh pencipta kopi di seluruh dunia apalagi kopi arabika Indonesia. Kopi Arabika (Coffea arabica atau Arabian Coffee) yaitu salah satu dari 70+ spesies yang membentuk genus Coffea dalam urutan botani. Tetapi dari 70+ spesies yang ditawarkan dalam genus Coffea, hanya dua yang telah terbukti selama bertahun-tahun mempunyai nilai komersial dalam hal rasa yang sanggup dipasarkan: (1) Coffea arabica yang tumbuh tinggi yang menyumbang sekitar 70% dari produksi kopi dunia dan (2) Coffea canephora rendah (biasanya disebut Robusta) merupakan sebagian besar dari sisa produksi, meskipun Coffea liberica Afrika Barat dan Coffea excelsa berkontribusi sekitar 1-2% dari produksi kopi bruto dunia. Tetapi Coffea arabi

Kopi Brasil

Kopi Brasil - Sekitar sepertiga dari semua kopi dunia ditanam di Brasil, dan banyak kopi premium Brasil diberi label Santos sehabis dikirim. Brasil yakni pengekspor terbesar di dunia, memasok sekitar 60% dari kopi dunia ini sebagian lantaran ukuran negara yang luas. Meskipun Brasil yakni eksportir yang produktif, peningkatan rata-rata untuk produksi kopi hanya sekitar 1.100 meter. Ini memenuhi syarat sebagian besar sebagai Kopi Tumbuh Tinggi (900-1.200 meter), tetapi beberapa tumbuhan niscaya jatuh di bawah ambang batas itu. Banyak adonan espresso berkualitas tinggi dibentuk dari Bourbon Santos atau Brazil Cerrado lantaran kemampuan kopi Brasil untuk mengambil daging panggang gelap tanpa menjadi terlalu pahit. Hal ini sebagian disebabkan oleh aroma biji kopi Brasil yang ringan dan seimbang. Kisaran Ketinggian: 400 - 1.600 meter di atas permukaan laut Bahasa yang Dipakai: Portugis, Inggris, Spanyol Panen: Mei - September Produksi Kopi Tahunan: 40 - 60 juta kantong Variet

History Of Coffee

The history of coffee in the world The history of coffee can be traced back from around the 9th century, in the highlands of Ethiopia. From there it spread to Egypt and Yemen, and then in the fifteenth century extended to Persia, Egypt, Turkey and northern Africa. History Of Coffee Initially coffee is less accepted by some people. In 1511, due to the effects of stimulation, it was forbidden to be used by conservative and orthodox ministers in the Meccan religious assemblies. However, due to the popularity of this drink, the ban in 1524 was removed on the orders of Sultan Selim I of the Ottoman Empire. In Cairo, Egypt, a similar ban was passed in 1532, where coffee shops and coffee shops were closed. From the Muslim world, coffee spread to Europe, where it became popular in the 17th century. The Dutch were the first to import large quantities of coffee into Europe, and at one time smuggled the seeds in 1690, as raw crops or seeds were not allowed out of the Arab region. This