Skip to main content

Hama Dan Penyakit Tanaman Kopi Di Indonesia

Pengendalian yaitu acara untuk mengurangi atau mengendalikan populasi hama yang menyerang tumbuhan dengan aneka macam komponen pengendalian yang dilakukan, menyerupai pengendalian biologis, mekanis, budaya teknis, biologis (penggunaan musuh alami), dan penggunaan pestisida. Pengendalian hama dan penyakit tumbuhan kopi arabika sama dengan hama dan penyakit tumbuhan kopi robusta dan jenis kopi lainnya.

Menurut (Untung, 2006) kontrol dilakukan dengan mematikan hama yang menyerang dengan tangan atau dengan proteksi peralatan. Kontrol biologis yaitu kontrol dengan memanfaatkan dan memakai musuh alami untuk mengendalikan populasi hama berdasarkan pengetahuan ekologis, terutama teori pengaturan populasi oleh kontrol alami dan keseimbangan dinamis ekosistem. Pengendalian hama dan penyakit tumbuhan kopi dilakukan dengan beberapa sistem kontrol, yaitu dalam budaya teknis, biologi, dan penggunaan pestisida.

Banyak faktor hama dan penyakit tumbuhan kopi banyak juga cara pencegahannya. namun, bila tidak segera di tangani penyebaran hama penyakit akan menimbulkan pohon rusak dan berujung gagal panen. Apabila mengetahui tanda-tanda penyakit tumbuhan kopi, segera memberi obat sesuai hukum jenis hama dan penyakit tumbuhan kopi termasuk bibit kopi.

Mengenali Hama penyakit tumbuhan kopi dan cara pengendaliannya :

Pengendalian dengan obat Kimia
Pengendalian hama dan penyakit secara kimiawi yaitu pengendalian dengan menerapkan materi kimia yang sanggup membunuh hama tanaman. Di bidang pertanian, penggunaan pestisida sanggup mengurangi kehilangan panen lantaran serangan hama dan penyakit yang sanggup meningkatkan produksi pertanian. Karena keberhasilan ini di dunia pertanian, pestisida sepertinya menjadi potongan yang tidak terpisahkan dari budidaya semua jenis tumbuhan baik hortikultura, makanan, dan perkebunan.

Beberapa pestisida dikelompokkan berdasarkan imbas pada hama seperti:
a. Racun perut
Insektisida masuk ke badan serangga melalui jalan masuk pencernaan makanan. Serangga terbunuh bila insektisida dimakan oleh serangga. Serangga yang menembak tumbuhan kemudian menghisap cairan tumbuhan yang sudah mengandung insektisida akan mati. Insektisida sistemik sanggup dimasukkan dalam kelompok racun lambung. Biasanya insektisida sistemik diklasifikasikan ke dalam racun kontak (Untung, 2006).

b. Racun kontak
Insektisida masuk ke badan serangga ketika serangga melaksanakan kontak dengan insektisida atau serangga berjalan pada tumbuhan yang mempunyai insektisida. Insektisida masuk melalui dinding tubuh.

c. Fumigan
Insektisida yang gampang menguap menjadi gas dan masuk ke badan serangga melalui sistem pernapasan serangga atau sistem trakea yang kemudian diedarkan ke semua jaringan tubuh. Karena sifatnya yang gampang menguap, fumigan biasanya dipakai untuk mengendalikan hama endapan yang ada di ruangan atau kawasan tertentu dan untuk mengendalikan hama yang ada di tanah.

Pengelompokan berdasarkan sifat kimianya:
a. Organoklorin
Organoklorin yaitu sekelompok insektisida sintetik, insektisida ini yaitu racun kontak atau racun lambung, yang secara efektif mengendalikan larva, nimfa, dan imago dan kadang kala untuk pupa dan telur. Secara umum, keracunan serangga oleh insektisida ditandai dengan terjadinya gangguan pada sistem saraf yang menjadikan hiperaktif dan ajal akhir imbas keseimbangan ion K dan Na dalam neuron.

b. Organofosfat
Insektisida ini umumnya yaitu insektisida yang beracun bagi serangga dan merupakan racun kontak, racun lambung, fumigan. Insektisida OP merupakan penghambat kerja enzim acetylcholine esterase. Dalam sistem saraf, serangga antara sel-sel saraf atau neuron dengan sel-sel lain, termasuk sel otot yang diiris, disebut sinaps.

Kontrol kimia tumbuhan kopi yaitu dengan memakai insektisida yang efektif dalam mengendalikan hama ulat api (Setora nitens dan Darna sp.) Menggunakan monocrotophos, dicrotophos.

Pengendalian Terpadu
Konsep IPM muncul sebagai tindakan korektif terhadap kesalahan dalam pengendalian hama yang dihasilkan melalui pertemuan panel andal FAO di Roma pada tahun 1965. Di Indonesia, konsep IPM mulai dimasukkan dalam GBHN III, dan diperkuat oleh Keputusan Presiden No. 3 tahun 1986 dan UU No. 12/1992 perihal sistem budidaya tanaman, dan dijelaskan dalam paket Supra Insus, IPM yaitu seni administrasi yang direkomendasikan (Arifin 2003).

Tujuan PHT yaitu untuk meningkatkan pendapatan petani, memperkuat produktivitas pertanian, mempertahankan populasi hama ke tingkat yang tidak membahayakan tanaman, dan menjaga stabilitas ekosistem pertanian. Dari sudut pandang yang substansial, IPM yaitu sistem pengendalian hama dalam konteks korelasi antara dinamika populasi dan lingkungan dari jenis hama, memakai aneka macam teknik yang kompatibel untuk menjaga populasi hama di bawah ambang batas kerusakan ekonomi.

Dalam konsep PHT, pengendalian hama berorientasi pada stabilitas ekosistem dan efisiensi ekonomi dan sosial. Dengan demikian, pengendalian hama dan penyakit harus memperhatikan keadaan populasi hama atau patogen dalam keadaan fluktuasi yang dinamis di sekitar posisi keseimbangan umum dan semua biaya kontrol harus membawa manfaat ekonomi maksimum.

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan bila populasi hama atau intensitas kerusakan yang disebabkan oleh penyakit telah mengatakan bahwa akan ada kerugian dalam bisnis pertanian. Penggunaan pestisida yaitu komponen kontrol yang dilakukan, jika; (a) populasi hama telah meninggalkan populasi musuh alami, sehingga mereka tidak sanggup menekan populasi hama dalam waktu singkat, (b) komponen kontrol lainnya tidak sanggup berfungsi dengan baik, dan (c) populasi hama berada di atas Ambang Ekonomi (AE) ), yaitu batas populasi hama telah mengakibatkan kerusakan yang lebih besar dari pada biaya pengendalian. Oleh lantaran itu, pemantauan atau pemantauan populasi hama dan penyakit terus menerus perlu dilakukan (Atman Roja 2009).

Pengendalian terpadu tumbuhan kopi dan hama telah dilakukan dengan mengintegrasikan budaya teknis dan pemanfaatan biro biologis. Pemanfaatan biro biologis yang telah dikembangkan dalam mengendalikan hama dan penyakit tumbuhan kopi yaitu jamur Beauveria bassiana (Bb) dalam pengendalian hama BPko, Bacillus thuringiensis dalam mengendalikan api ulat bulu, dan kutu kerang hijau dalam mengendalikan penyakit. Pengendalian budaya teknis dilakukan dengan sanitasi kebun setiap 1 bulan, yang bertujuan untuk memutus siklus hama dan penyakit.

Bagaimana cara pencegahan hama dan penyakit tumbuhan kopi?

A. Hama
Hama umum yang menyerang tumbuhan kopi di Indonesia adalah:
1. Hama tumbuhan kopi yang merusak tumbuhan kopi, Root Worm. Serangan akar cacing akar tumbuhan kopi:
A. Tylenchus Sinensis dan Tylenchus coffea;
b. Heterodera Marioni.

2. Hama yang merusak batang dan cabang kopi,
A. Larva hama yaitu penggerek batang, ke kawasan larva menjadi kepompong. Cara membasmi hama ini yaitu memotong dan kemudian mengisi pohon yang telah diserang.
b. Xylosamdrus Morstati atau Xylobarus Morstati. Hama ini menggerogoti tangkai induk berukuran + 1.80mm;
c. Phassus Damar, yaitu cacing ulat dalam perselisihan;
d. Xylosamdrus Morigerus atau Xylobarus Morigerus.

3. Hama lainnya yang merusak tumbuhan kopi,
A. Kutu, Kutu tumbuhan kopi
b. Serbuk abu kopi bubuk, yaitu Stephanoderis Hampei


 Pengendalian yaitu acara untuk mengurangi atau mengendalikan populasi hama yang menye Hama dan Penyakit Tanaman Kopi di Indonesia

B. Penyakit
Penyakit yang sering menyerang tumbuhan kopi di Indonesia sangat penting yaitu sebagai berikut:
1. Penyakit yang menyerang akar
Tanda pada umumnya, pertumbuhan daunnya tidak segar. Kayu dan arahnya seperti. Warna dari hijau bermetamorfosis kuning dan kemudian coklat dan kemudian jatuh.
A. Fomes Noxius Carner atau Chocolate Bone Fungus.
Jenis jamur ini selain umumnya menyerang akar kopi dan tumbuhan lainnya, menyerupai karet. Selain itu, senjata api dan pohon pembantu lainnya. Caranya yaitu memancarkan kontak akar asam ke akar sehat yang tumbuh berdampingan satu sama lain.

b. Jamur akar hitam
Dari kelompok ini kita akan tahu 2 jenis jamur, pertama yaitu Rosellinia Bunodes dan yang kedua yaitu jamur Rosellinia Arcuata.
Jamur pertama ada tanda-tanda pohon mati secara tiba-tiba. Di batang erat leher akar ada benang jamur hitam. Thread ini pada level selanjutnya akan menjadi anyaman. Saat itu kulit kayu sudah mati.

Jenis jamur kedua mempunyai bentuk dan keadaan menyerupai Rosellinia Bunodes dan begitu pula tandanya. Mysellium antara kulit kayu dan bentuk hewan dengan warna putih.

c. Penyakit bau dari kulit akar.
Menyerang akar berkuda dan sebagian besar. Penyakit ini menyerang tumbuhan muda. Carilah abses mayor melalui luka mendadak, sabit atau alat lain dan waktu untuk bekerja di lapangan atau bahkan dikala merumput.

Penyakit yang menyerang akar ini umumnya sanggup diberantas dengan cara pepohonan diserang oleh pembongkaran yang dibongkar. Semua tunggul dan akar tumbuhan renta di sekitar pohon kopi juga dibongkar dan dibakar juga.

2. Penyakit yang menyerang batang, cabang dan ranting
A. Penyakit Jamur Upas (Salmonikolor Contaminant)
- Penyakit ini menyerang pohon kopi
- Batang yang diserang oleh banyak selaput merah muda, kemudian menjadi putih (spora collection). Pada dikala ini kulit menjadi mati. Jamur Benag-benag kemudian sanggup menyebar ke tangkai daun, bunga mekar, bunga dan buah kopi.
Cara membasmi penyakit jamur upas adalh dengan cara memotong dan merasakan potongan tumbuhan kopi yang diserang jamur.

b. Penyakit mati atau Top Sterfte
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Rhizoctonia, serangan pada kebun kopi muda, dan belum dipangkas. Tanda-tanda tumbuhan kopi yang terkena penyakit ini adalah:
- Pertumbuhan percabangan asimetris, diikuti oleh ajal sedikit demi sedikit ujung batang dari ujung pohon.
- Daunnya berada di cabang pendek dengan warna gelap, kekuningan dan kemudian gugur.

Penyakit ini ada antara tinggi 200 meter dan di taman teduh kurang tebal.
Cara membasmi penyakit ini yaitu dengan memangkas dan menyayangi cabang yang sakit, dan dilakukan pada gilirannya lagi oleh pasukan khusus.

3. Penyakit daun
Menyerang kopi Arabika paling banyak di dataran rendah. Serangan pada pisau daun bawah. Tanda-tanda ada bercak warna kuning, kemudian bermetamorfosis kuning tua. Akhirnya menjadi Cokelat dan hitam, maka daun ini jatuh dengan sendirinya. Pemberantasan penyakit ini dilakukan dikala tumbuhan masih di pembibitan, yaitu dengan disemprot dengan B.B pada daun bawah.

b. Cercospora Coffeicola
Tanda-tanda serangannya sama dengan Hemileia Vastatrix, satu-satunya perbedaan yaitu bintik-bintik itu bundar dan jelas. Cara membasmi penyakit ini sama menyerupai bagaimana mengantsan penyakit Hemileia Vastatrix, yang disemprot dengan B.B pada daun bawah,

Gambar hama dan penyakit tumbuhan kopi
c. Penyakit hitam
Tanda-tandanya yaitu versi atas daunnya yaitu selaput hitam (berasal dari bekas limbah nutrisi cair pada tumbuhan muda). Membran hitam ini sebagai media jamur yang sangat baik, menyerupai asimilasi daun dan peredam panas sehingga daunnya mati.

4. Penyakit pada bunga dan buah kopi
Penyakit Cephaleuros Coffea, serang buah kopi
b. Star Flower Disease, serangan bunga pada spesies Arabika di lahan basah.
c. Penyakit Buah Buah, untuk jenis penyakit ini yang mempengaruhi buah kopi, sangat berbahaya bagi kita sebagai penanam kopi. Karena akan baik-baik saja:
  • Keguguran buah muda
  • Buah-buahan muda yang hancur akan jatuh, dan buah yang jatuh sanggup mencapai 7-14 persen dari produksi
  • Penurunan kualitas kopi, yaitu biji kopi berlubang, dan tingkat serangannya sanggup mencapai 40-50 persen dari berat kopi. Sesuai dengan F.A.Q (Fir Average Quality of the Season), kualitas kopi hanya sanggup menampung 2 persen abu kopi.
  • Depresiasi kopi berat, lantaran akhir pukulan maka berat kopi akan menyusut. Tingkat depresiasi sanggup mencapai 30-50 persen dari berat benih yang diserang.
Demikaianlah cara pengendalian hama dan penyakit pada tumbuhan kopi, mungkin anda semua mempunyai pengalaman dalam pengendalian hama dan penyakit bibit kopi, silahkan berkomentar. Terima kasih.

Comments

Popular posts from this blog

Varietas Unggul Kopi Arabika

Varietas Unggul Kopi Arabika - Kunci sukses tanam kopi yaitu penggunaan benih unggul bermutu. Untuk kopi arabika terdapat beberapa varietas yang dianjurkan. Popularitas kopi arabika sudah tidak di ragukan lagi. Bisa di katakan kopi jenis ini kopi yang paling banyak di konsumsi oleh pencipta kopi di seluruh dunia apalagi kopi arabika Indonesia. Kopi Arabika (Coffea arabica atau Arabian Coffee) yaitu salah satu dari 70+ spesies yang membentuk genus Coffea dalam urutan botani. Tetapi dari 70+ spesies yang ditawarkan dalam genus Coffea, hanya dua yang telah terbukti selama bertahun-tahun mempunyai nilai komersial dalam hal rasa yang sanggup dipasarkan: (1) Coffea arabica yang tumbuh tinggi yang menyumbang sekitar 70% dari produksi kopi dunia dan (2) Coffea canephora rendah (biasanya disebut Robusta) merupakan sebagian besar dari sisa produksi, meskipun Coffea liberica Afrika Barat dan Coffea excelsa berkontribusi sekitar 1-2% dari produksi kopi bruto dunia. Tetapi Coffea arabi

Kopi Brasil

Kopi Brasil - Sekitar sepertiga dari semua kopi dunia ditanam di Brasil, dan banyak kopi premium Brasil diberi label Santos sehabis dikirim. Brasil yakni pengekspor terbesar di dunia, memasok sekitar 60% dari kopi dunia ini sebagian lantaran ukuran negara yang luas. Meskipun Brasil yakni eksportir yang produktif, peningkatan rata-rata untuk produksi kopi hanya sekitar 1.100 meter. Ini memenuhi syarat sebagian besar sebagai Kopi Tumbuh Tinggi (900-1.200 meter), tetapi beberapa tumbuhan niscaya jatuh di bawah ambang batas itu. Banyak adonan espresso berkualitas tinggi dibentuk dari Bourbon Santos atau Brazil Cerrado lantaran kemampuan kopi Brasil untuk mengambil daging panggang gelap tanpa menjadi terlalu pahit. Hal ini sebagian disebabkan oleh aroma biji kopi Brasil yang ringan dan seimbang. Kisaran Ketinggian: 400 - 1.600 meter di atas permukaan laut Bahasa yang Dipakai: Portugis, Inggris, Spanyol Panen: Mei - September Produksi Kopi Tahunan: 40 - 60 juta kantong Variet

History Of Coffee

The history of coffee in the world The history of coffee can be traced back from around the 9th century, in the highlands of Ethiopia. From there it spread to Egypt and Yemen, and then in the fifteenth century extended to Persia, Egypt, Turkey and northern Africa. History Of Coffee Initially coffee is less accepted by some people. In 1511, due to the effects of stimulation, it was forbidden to be used by conservative and orthodox ministers in the Meccan religious assemblies. However, due to the popularity of this drink, the ban in 1524 was removed on the orders of Sultan Selim I of the Ottoman Empire. In Cairo, Egypt, a similar ban was passed in 1532, where coffee shops and coffee shops were closed. From the Muslim world, coffee spread to Europe, where it became popular in the 17th century. The Dutch were the first to import large quantities of coffee into Europe, and at one time smuggled the seeds in 1690, as raw crops or seeds were not allowed out of the Arab region. This